Selasa, 27 November 2012

MENGEMBANGKAN

MENGEMBANGKAN
MENGEMBANGKAN usaha di bidang pertanian saat ini cukup menjanjikan. Maklum, jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang terus bertambah telah mengakibatkan kebutuhan pangan juga turut mengalami peningkatan.
Menurut Kepala Bappeda Demak Drh Tri Puji Lestari, kondisi demikian tentu saja menjadi peluang bisnis tersendiri. Apalagi hingga saat ini ketersediaan lahan untuk menjalankan budidaya pertanian masih cukup memungkinkan.

Di Kabupaten Demak sendiri, kata dia, dari luas wilayah mencapai 89.743 hektar, 50.893 hektar (56,71%) di antaranya masih berupa sawah. Dari luasan lahan sawah yang ada, 40,09 % berpengairan teknis. Kemudian 33,60 % tadah hujan, dan 13,17 % sisanya setengah teknis. Areal persawahan itu merata di 14 kecamatan, 243 desa dan 6 kelurahan.
Kepala Badan Penyuluh dan Ketahanan Pangan Kabupaten Demak Wahyu Tri Hapsari menambahkan, menyangkut komoditas yang berkembang, sebagian besar adalah padi. Namun demikian, beberapa kecamatan seperti Wedung, Dempet, Bonang, Gajah, Wonosalam dan Demak Kota, belakangan terbukti cukup cocok untuk mengembangkan komoditas buah-buahan.

 

Peluang Investasi
“Karena itulah, berinvestasi pertanian hortik rasanya lebih tepat di empat wilayah kecamatan tersebut. Selain ketersediaan lahan yang masih luas, kondisi tanahnya juga cukup mendukung. Pada musim polowijo lalu, sebagian besar petani Demak menanam kacanghijau. Namun kebanyakan petani di Kecamatan Wedung, Gajah dan Dempet justru memilih bertanam melon dan semangka. Ternyata hasilnya diluar dugaan. Tanaman mereka berbuah lebat dan laku dengan harga relatif mahal,” ungkapnya.
Lanjut dia, keberhasilan mereka tentu menguatkan keyakinan bahwa peluang budidaya pertanian non beras di Kabupaten Demak memang cukup menjanjikan. Apalagi Kabupaten Demak juga telah memiliki ikon buah berupa jambu delima dan citra, yang kini bukan lagi menjadi buruan konsumen lokal namun juga sudah memiliki pangsa pasar hingga di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Medan dan masih banyak lagi.
“Jambu citra dan delima awalnya dibudidayakan petani Kelurahan Betokan Kecamatan Demak Kota, serta petani Desa Wonosari Bonang dan Sidomulyo Kecamatan Wonosalam. Namun, beberapa tahun terakhir aktifitas berbudidaya buah dengan nama latin Syzygium Aqueum ini marak dilakukan petani di 14 kecamatan. Tentu saja hal ini menjadikan tingkat produktivitas jambu citra maupun delima oleh petani Demak semakin besar. Dampaknya sangat positif, yakni buah ikon Kabupaten Demak itu semakin memperoleh hati di pasaran nasional,” kata Wahyu.

Dia menambahkan, karena produksi buah yang berbentuk mirip lonceng ini cukup memenuhi aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas, maka pantas kiranya ada sentuhan profesional dari kalangan investor. Investasi berguna untuk memuluskan harapan para petani Demak yang ingin jambu citra dan delima bisa menembus pasaran luar negeri. (Anang) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar