MENGEMBANGKAN
usaha di bidang pertanian saat ini cukup menjanjikan. Maklum, jumlah
penduduk dari tahun ke tahun yang terus bertambah telah mengakibatkan
kebutuhan pangan juga turut mengalami peningkatan.
Menurut Kepala
Bappeda Demak Drh Tri Puji Lestari, kondisi demikian tentu saja menjadi
peluang bisnis tersendiri. Apalagi hingga saat ini ketersediaan lahan
untuk menjalankan budidaya pertanian masih cukup memungkinkan.
Di Kabupaten Demak sendiri, kata dia, dari luas wilayah mencapai 89.743 hektar, 50.893
hektar (56,71%) di antaranya masih berupa sawah. Dari luasan lahan
sawah yang ada, 40,09 % berpengairan teknis. Kemudian 33,60 % tadah
hujan, dan 13,17 % sisanya setengah teknis. Areal persawahan itu merata
di 14 kecamatan, 243 desa dan 6 kelurahan.
Kepala Badan Penyuluh
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Demak Wahyu Tri Hapsari menambahkan,
menyangkut komoditas yang berkembang, sebagian besar adalah padi. Namun
demikian, beberapa kecamatan seperti Wedung, Dempet, Bonang, Gajah,
Wonosalam dan Demak Kota, belakangan terbukti cukup cocok untuk
mengembangkan komoditas buah-buahan.
Peluang Investasi
“Karena itulah,
berinvestasi pertanian hortik rasanya lebih tepat di empat wilayah
kecamatan tersebut. Selain ketersediaan lahan yang masih luas, kondisi
tanahnya juga cukup mendukung. Pada musim polowijo lalu, sebagian besar
petani Demak menanam kacanghijau. Namun kebanyakan petani di Kecamatan
Wedung, Gajah dan Dempet justru memilih bertanam melon dan semangka.
Ternyata hasilnya diluar dugaan. Tanaman mereka berbuah lebat dan laku
dengan harga relatif mahal,” ungkapnya.
Lanjut dia,
keberhasilan mereka tentu menguatkan keyakinan bahwa peluang budidaya
pertanian non beras di Kabupaten Demak memang cukup menjanjikan. Apalagi
Kabupaten Demak juga telah memiliki ikon buah berupa jambu delima dan
citra, yang kini bukan lagi menjadi buruan konsumen lokal namun juga
sudah memiliki pangsa pasar hingga di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Denpasar, Medan dan masih banyak lagi.
“Jambu citra dan
delima awalnya dibudidayakan petani Kelurahan Betokan Kecamatan Demak
Kota, serta petani Desa Wonosari Bonang dan Sidomulyo Kecamatan
Wonosalam. Namun, beberapa tahun terakhir aktifitas berbudidaya buah
dengan nama latin Syzygium Aqueum ini marak dilakukan petani di 14
kecamatan. Tentu saja hal ini menjadikan tingkat produktivitas jambu
citra maupun delima oleh petani Demak semakin besar. Dampaknya sangat
positif, yakni buah ikon Kabupaten Demak itu semakin memperoleh hati di
pasaran nasional,” kata Wahyu.
Dia menambahkan,
karena produksi buah yang berbentuk mirip lonceng ini cukup memenuhi
aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas, maka pantas kiranya ada
sentuhan profesional dari kalangan investor. Investasi berguna untuk
memuluskan harapan para petani Demak yang ingin jambu citra dan delima
bisa menembus pasaran luar negeri. (Anang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar