Demak merupakan kerajaan Islam pertama dipulau jawa dengan rajanya Raden Fatah. Disamping sebagai pusat pemerintahan, Demak sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Islam dipulau Jawa. Bukti peninggalan sejarah masih berdiri dengan kokoh sampai sekarang, yaitu Masjid Agung Demak.
Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dimulai pada abad XV dan dipelopori oleh Wali Sanga, bahkan salah satu wali tersebut bermukim sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di Kadilangu Demak, yaitu Sunan Kalijaga. Menurut cerita, Kadilangu semula adalah daerah perdikan sebagai anugrah dari Sultan Fatah kepada Sunan Kalijaga atas jasa-jasanya dalam mengembangkan agama Islam dan memajukan kerajaan Demak.
Berbagai upaya dilakukan oleh para Wali dalam menyebarluaskan agama Islam. Berbagai halangan dan rintangan menghadang, salah satu diantaranya adalah masih kuatnya pengaruh Hindu dan Budha pada masyarakat Demak pada waktu itu. Pada akhirnya agama Islam dapat diterima masyarakat melalui pendekatan pendekatan para Wali dengan jalan mengajarkan agama Islam melalui kebudayaan atau adat istiadat yang telah ada.
Setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan Sholat Ied dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban. Pada waktu itu, dilingkungan Masjid Agung Demak diselenggarakan pula keramaian yang disisipi dengan syiar-syiar keagamaan, sebagai upaya penyebarluasaan agama Islam oleh Wali Sanga. Sampai saati ini kegiatan tersebut masih tetap berlangsung, bahkan ditumbuh kembangkan.
Prosesi Grebeg Besar Demak
-
Ziarah ke makam Sultan-Sultan Demak & Sunan Kalijaga
Grebeg Besar Demak diawali dengan
pelaksanaan ziarah oleh Bupati, Muspida dan segenap pejabat dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Demak, masing-masing beserta istri/suami, ke makam
Sultan-Sultan Demak dilingkungan Masjid agung Demak dan dilanjutkan
dengan ziarah ke makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Kegiatan ziarah
tersebut dilaksanakan pada jam 16.00 WIB; kurang lebih 10 (sepuluh) hari
menjelang tanggal 10 Dzulhijah.
-
Pasar Malam Rakyat di Tembiring Jogo Indah
Pasar malam tersebut dipenuhi dengan berbagai macam dagangan, mulai dari barang barang kebutuhan sehari-hari sampai dengan mainan anak, hasil kerajinan, makanan/minuman, permainan anak-anak dan juga panggung pertunjukkan /hiburan.
-
Selamatan Tumpeng Sanga
Selamatan Tumpeng Sanga dilaksanakan pada
malam hari menjelang hari raya Idul Adha bertempat di Masjid Agung
Demak. Sebelumnya kesembilan tumpeng terebut dibawa dari Pendopo
Kabupaten Demak dengan diiringi ulama, para santri, beserta Muspida dan
tamu undangan lainnya menuju ke Masjid Agung Demak. Tumpeng yang
berjumlah sembilan tersebut melambangkan Wali Sanga. Selamatan ini
dilaksanakan dengan harapan agar seluruh masyarakat Demak diberikan
berkah keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat dari Allah SWT. Acara
selamatn tersebut diawali dengan pengajian umum diteruskan dengan
pembacaan doa. Sesudah itu kepada para pengunjung dibagikan nasi
bungkus. Pembagian nasi bungkus tersebut dimaksudkan agar para
pengunjung tidak berebut tumpeng sanga. Sejak beberapa tahun terakhir
tumpeng sanga tidak diberikan lagi kepada para pengunjung dan sebagai
gantinya dibagikan nasi bungkus tersebut.
Pada saat yang sama di Kadilangu juga
dilaksanakan kegiatan serupa, yaitu Selamatan Ancakan, selamatan terebut
bertujuan untuk memohon berkah kepada Allah SWT agar sesepuh dan
seluruh anggota Panitia penjamasan dapat melaksanakan tugas dengan
lancar tanpa halangan suatu apapun juga serta untuk menghormati dan
menjamu para tamu yang bersilaturahmi dengan sesepuh.
-
Slolat Ied
Pada tanggal 10 Dzulhijah Masjid Agung
dipadati oleh umat Islam yang akan melaksanakan Sholat Ied, pada
saat-saat seperti ini Masjid Agung Demak sudah tidak dapat lagi
menampung para jamaah, karena penuh sesak dan melebar ke jalan raya,
bahkan sebagian melaksanakan sholat di alun-alun. Pada kesempatan
tersebut Bupati Demak beserta Muspida melaksanakan sholat di Masjid
Agung Demak dan dilajutkan dengan penyerahan hewan qurban dari Bupati
Demak kepada panitia.
-
Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kalijaga
Penjamasan pusaka-pusaka tersebut didasari oleh wasiat sunan kalijaga sebagai berikut””agemanku, besuk yen aku wis dikeparengake sowan engkang Maha Kuwaos, salehna neng duwur peturonku. Kajaba kuwi sawise uku kukut, agemanku jamas ana.” Dengan dilaksanakan penjamasan tersebut, diharapkan umat Islam dapat kembali ke fitrahnya dengan mawas diri/mensucikan diri serta meningkatkan iman dan taqwa Kepada allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar